Sabtu, 24 Desember 2016

Manajemen Radio



MANAJEMEN RADIO
DI
S
U
S
U
N
OLEH:

YULISANTI:140401033
NURMALA SARI;140401007
PUTRI INDAH RIAMI;140401029
SISKA MONIKA:140401031
MARYUDI;411307012
DOSEN PEMBIMBING; NADIA MUHARMAN, S.Sos.I.M.A

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
TAHUN AJARAN 2015/2016


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Manajemen Radio
Manajemen adalah rangkaian dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan/ mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Pelaku kegiatan manajemen di kenal dengan istilah manajer. Tujuan kegiatan manajemen itu sendiri adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi kegiatan penyiaran radio dapat direncanakan, dilaksanakan, dan di kendalikan sehingga rencana bisnis penyiaran radio dapat dinyatakan layak atau sebaliknya.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa radio mempunyai arti siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara.[1] Secara teknik radio merupakan suatu gerakan magnet yang dapat mengarungi ruang angkasa secara bergelombang dengan kecepatan tertentu yang diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil per detik.
Jadi radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).[2]

B.     Tingkatan Manajemen
Orang sering beranggapan bahwa manajemen adalah segala hal yang terkait dengan orang-orang yang berada pada puncak organisasi atau pimpinan perusahaan. Pada kenyataannya, setiap orang dengan kegiatan untuk mengarahkan tindakan dan upaya orang lain dalam mencapai suatu tujuan adalah manajer. Pada media penyiaran radio dan juga pada perusahaan lainnya pada umumnya posisi manajer biasanya terdiri atas tiga tingkatan (level) yaitu:

1.      Manajer tingkat bawah ( lower level manager); manajer pada tingkat ini bertugas mengawasi secara dekat pekerjaan rutin karyawan yang berada di bawah naungannya. Manajer tingkat bawah bertanggung jawab kepada manajer tingkat menengah. Misalnya pada stasiun radio, manajer tingkat bawah adalah manajer penjual lokal yang bertanggung jawab kepada menejer penjual umum.

2.      Manajer tingkat menengah (middle manager); bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu sebagai bagian dari proses untuk mencapai tujuan untama perusahaan. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah departemen, kepala pengawas dan sebagainya.

3.      Manajer puncak (top manajer); manajer yang mengkoordinasikan kegiatan perusahaan serta memberikan arahan dan petunjuk umum untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebuah khas bagi manajer puncak adalah direktur atau presiden direktur.[3]

C.     Fungsi manajemen radio
Adapun fungsi fundamental proses manajemen radio adalah sebagai berikut:

1.      Perencanaan (planning)
Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya”. Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan , kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.
Pengelolaan stasiun penyiaran sering membuat kesalahan, yaitu memulai kegiatan dan membuat keputusan tanpa menetapkan tujuan terlebih dahulu. Tujuan adalah suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai.
2.      Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya, yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departemantalisasi dan pembagian kerja. Depertemantalitas merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.
            Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan`agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.

3.      Penggerakan
Tahap manajemen penyiaran selanjutnya adalah penggerakan. Ini merupakan tahapan di realisasikannya perencanaan dan pengorganisasian baik SDM maupun alat ke dalam serangkaian aktivitas yang nyata. Pada tahap ini peran manager sangat penting untuk dapat menggerakkan semua elemen-elemen yang ada sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Efektivitas mengudarnya sebuah program ditentukan oleh orientasi manajer yang memimpin, memotivasi, mengkoordinasi serta adanya komunikasi pada staf-stafnya untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan.
Seorang program director harus mampu memimpin staf-stafnya saat produksi berlangsung baik itu on air atau of air supaya output penyiaran sesuai dengan target. Saat memimpin seorang program director tidak hanya sekedar member perintah akan tetapi harus menjadi contoh, membimbing, mendorong stafnya untuk melaksanakan produksi penyiaran dengan benar. Hal ini dilakukan dengan mengarahkan staf-stafnya menurut masing-masing tugasnya. Apabila acara delay materi harus siap sebelum program diudarakan, akan tetapi apabila acara onair pemandu, narasumber dan operator harus sudah siap di tempat masing-masing. Semua harus dikoordinasi dan dikomunikasikan dengan jelas agar produksi berjalan lancar serta seimbang antara waktu, biaya dan tenaga. Terakhir yang harus dilakukan manager yaitu dengan memotivasi staf-stafnya supaya selalu giat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Motivasi dapat diberikan dengan cara memenuhi kebutuhan, harapan, serta memberikan sebuah penghargaan.
4.      Pengendalian dan pengawasan
Salah satu aktivitas yang tidak boleh terlewatkan dari sebuah manajemen penyiaran adalah controlling. Hal ini telah diungkapkan oleh Harold Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggarakan.
Pada aktivitas ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil- hasil produksi dibandingkan dengan input yang ada dan output yang dihasilkan. Dalam dunia penyiaran , ada dua langkah melakukan pengendalian yaitu feedforward system dan feedback system. Sedangkan pengawasan adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum. Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan ini menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan.
Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dpat berjalan secara efektif. Misalnya, jumlah dan komposisi audien yang menonton atau mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating.








  

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008.
Poerwodarminto, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Balai Pustaka, 1976.
Oramahi, Hasan Asy’ari, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio, Jakarta: Erlangga, 2012.




[1] W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 1976)  hlm. 788
[2]  Hasan Asy’ ari Oramahi, Jurnalistik Radio (Kiat Menulis Berita Radio), (Jakarta: Erlangga, 2012)  hlm. 120
[3] Morissan, Manajemen Media Penyiaran (Strategi Mengelola Radio dan Televisi), (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 130

Tidak ada komentar:

Posting Komentar