MANAJEMEN RADIO
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
YULISANTI:140401033
NURMALA SARI;140401007
NURMALA SARI;140401007
PUTRI
INDAH RIAMI;140401029
SISKA
MONIKA:140401031
MARYUDI;411307012
DOSEN
PEMBIMBING; NADIA MUHARMAN, S.Sos.I.M.A
KOMUNIKASI
DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI AR-RANIRY
TAHUN AJARAN 2015/2016
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Radio
Manajemen adalah rangkaian dari
beberapa kegiatan yang dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan menggunakan/ mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Pelaku
kegiatan manajemen di kenal dengan istilah manajer. Tujuan kegiatan manajemen
itu sendiri adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi
kegiatan penyiaran radio dapat direncanakan, dilaksanakan, dan di kendalikan
sehingga rencana bisnis penyiaran radio dapat dinyatakan layak atau sebaliknya.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa radio mempunyai arti siaran (pengiriman) suara atau bunyi
melalui udara.[1]
Secara teknik radio merupakan suatu gerakan magnet yang dapat mengarungi ruang
angkasa secara bergelombang dengan kecepatan tertentu yang diperkirakan sama
dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil per detik.
Jadi radio adalah teknologi yang
digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan
merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa
udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul
udara).[2]
B.
Tingkatan Manajemen
Orang sering beranggapan bahwa
manajemen adalah segala hal yang terkait dengan orang-orang yang berada pada
puncak organisasi atau pimpinan perusahaan. Pada kenyataannya, setiap orang
dengan kegiatan untuk mengarahkan tindakan dan upaya orang lain dalam mencapai
suatu tujuan adalah manajer. Pada media penyiaran radio dan juga pada
perusahaan lainnya pada umumnya posisi manajer biasanya terdiri atas tiga
tingkatan (level) yaitu:
1.
Manajer tingkat
bawah ( lower level manager); manajer pada tingkat ini bertugas
mengawasi secara dekat pekerjaan rutin karyawan yang berada di bawah
naungannya. Manajer tingkat bawah bertanggung jawab kepada manajer tingkat
menengah. Misalnya pada stasiun radio, manajer tingkat bawah adalah manajer
penjual lokal yang bertanggung jawab kepada menejer penjual umum.
2.
Manajer tingkat
menengah (middle manager); bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan
tertentu sebagai bagian dari proses untuk mencapai tujuan untama perusahaan.
Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer
lainnya. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah departemen, kepala pengawas
dan sebagainya.
3.
Manajer puncak (top
manajer); manajer yang mengkoordinasikan kegiatan perusahaan serta
memberikan arahan dan petunjuk umum untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebuah
khas bagi manajer puncak adalah direktur atau presiden direktur.[3]
C.
Fungsi
manajemen radio
Adapun fungsi fundamental proses
manajemen radio adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan (planning)
Perencanaan
mencakup kegiatan penentuan tujuan media penyiaran serta mempersiapkan rencana
dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam
perencanaan harus diputuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya,
bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya”. Jadi perencanaan adalah
pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan , kapan,
bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan
mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam perencanaan dan
kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat
rencana dibuat.
Pengelolaan
stasiun penyiaran sering membuat kesalahan, yaitu memulai kegiatan dan membuat
keputusan tanpa menetapkan tujuan terlebih dahulu. Tujuan adalah suatu hasil
akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai.
2.
Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya, yang dimiliki dan lingkungan
yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi
adalah departemantalisasi dan pembagian kerja. Depertemantalitas merupakan
pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan
yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.
Pembagian kerja
adalah pemerincian tugas pekerjaan`agar setiap individu dalam organisasi
bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.
3.
Penggerakan
Tahap manajemen
penyiaran selanjutnya adalah penggerakan. Ini merupakan tahapan di
realisasikannya perencanaan dan pengorganisasian baik SDM maupun alat ke dalam
serangkaian aktivitas yang nyata. Pada tahap ini peran manager sangat penting
untuk dapat menggerakkan semua elemen-elemen yang ada sesuai dengan fungsi dan
tugasnya. Efektivitas mengudarnya sebuah program ditentukan oleh orientasi
manajer yang memimpin, memotivasi, mengkoordinasi serta adanya komunikasi pada
staf-stafnya untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan.
Seorang program
director harus mampu memimpin staf-stafnya saat produksi berlangsung baik itu
on air atau of air supaya output penyiaran sesuai dengan target. Saat memimpin seorang
program director tidak hanya sekedar member perintah akan tetapi harus menjadi
contoh, membimbing, mendorong stafnya untuk melaksanakan produksi penyiaran
dengan benar. Hal ini dilakukan dengan mengarahkan staf-stafnya menurut
masing-masing tugasnya. Apabila acara delay materi harus siap sebelum program
diudarakan, akan tetapi apabila acara onair pemandu, narasumber dan operator
harus sudah siap di tempat masing-masing. Semua harus dikoordinasi dan
dikomunikasikan dengan jelas agar produksi berjalan lancar serta seimbang
antara waktu, biaya dan tenaga. Terakhir yang harus dilakukan manager yaitu
dengan memotivasi staf-stafnya supaya selalu giat dalam menjalankan
tugas-tugasnya. Motivasi dapat diberikan dengan cara memenuhi kebutuhan,
harapan, serta memberikan sebuah penghargaan.
4.
Pengendalian
dan pengawasan
Salah satu aktivitas yang tidak boleh terlewatkan dari sebuah
manajemen penyiaran adalah controlling. Hal ini telah diungkapkan oleh Harold
Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja
bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggarakan.
Pada aktivitas ini juga dilakukan penilaian terhadap hasil- hasil
produksi dibandingkan dengan input yang ada dan output yang dihasilkan. Dalam
dunia penyiaran , ada dua langkah melakukan pengendalian yaitu feedforward
system dan feedback system. Sedangkan pengawasan adalah proses untuk mengetahui
apakah tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum.
Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin
dicapai. Proses pengawasan ini menentukan seberapa jauh suatu rencana dan
tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen
dan karyawan.
Pengawasan
harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar
fungsi pengawasan dpat berjalan secara efektif. Misalnya, jumlah dan komposisi
audien yang menonton atau mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan
dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Morissan, Manajemen Media
Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008.
Poerwodarminto, W.J.S, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Balai Pustaka, 1976.
Oramahi, Hasan Asy’ari, Jurnalistik
Radio: Kiat Menulis Berita Radio, Jakarta: Erlangga, 2012.
[1] W.J.S. Poerwodarminto, Kamus
Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 1976) hlm. 788
[2]
Hasan Asy’ ari Oramahi, Jurnalistik Radio (Kiat Menulis Berita Radio),
(Jakarta: Erlangga, 2012) hlm. 120
[3] Morissan, Manajemen Media
Penyiaran (Strategi Mengelola Radio dan Televisi), (Jakarta: Kencana, 2008),
hlm. 130

Tidak ada komentar:
Posting Komentar